PEKANBARU, SuaraAura.com – Perjalanan panjang industri sawit telah banyak menorehkan catatan. Untuk itu menutup akhir tahun 2022, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Riau bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Riau mengadakan diskusi tentang persoalan dan tantangan serta potensi kelapa sawit rakyat di wilayah Riau.
Ketua APKASINDO Riau, KH Suher, ketika dihubungi menyampaikan ucapan terimakasih kepada JMSI atas kepekaannya melihat nasib petani sawit Riau.
“Kami juga menghimbau korporasi supaya di tahun 2023 nanti lebih peka dan mengulurkan tangan atas semua permasalahan selama 2022 untuk perbaikan di 2023,” ujar Suher.
Dijelaskan Suher, korporasi jangan merasa exclusive sendiri, kami melihat potensi itu selama ini, korporasi gak ada apa-apa nya tanpa petani sawit dan dukungan masyarakat Riau, ujar KH Suher.
Industri sawit beda dengan pertambangan atau lainnya “kalau industri sawit semua lapisan masyarakat bisa masuk ambil peran, tapi kalau pertambangan batubara misalnya itu hanya perusahaan saja”, bahaya kalau korporasi sor sendiri.
Kami juga menitip satu topik kepada Pak Sekjend DPP APKASINDO, yang memang kami minta khusus berbicara pada acara penting tersebut, yaitu mengenai dukungan media dan masyarakat Riau terhadap DBH Sawit, ini penting dan kita harus kompak, ujarnya.
Kehadiran Pak Sekjend Rino pada acara tersebut sebagai narsum sangat tepat “karena Pak Sekjend Rino adalah perwakilan 17 juta petani sawit dari Aceh-Papua yang duduk di Komite Pengarah (KOMRAH) di BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), dan dia adalah anak jati Riau, Putra Tapung, ujar KH Suher.
Ketua Panitia, Satria Utama Batubara menjelaskan bahawa dalam diskusi sawit rakyat tersebut, menghadirkan 4 narasumber utama yang erat kaitannya dengan tema, pertama Dr Supardi SH MH Kajati Riau, Ir H Zulfadli Kadisbun Riau, dari APKASIKDO Riau, langsung menghadirkan Dr (cn) Rino Afrino ST MM Sekjen DPP APKASINDO, sedangkan dari Akademisi Dosen senior Dr Ir Saipul Bahri MEc Dosen Pascasarjana UIR.
Diskusi publik ini juga dihadiri para pemimpin redaksi media siber anggota JMSI Riau dan Media lainnya, serta dihadiri mahasiswa, praktisi yang selama ini bergerak di bidang sawit.
“Diskusi sawit ini kita buat dengan menggandeng APKASINDO mengingat Sawit di Riau telah menjadi sumber pendapatan utama bagi petani di Riau dan data menunjukkan 47% ekonomi Riau digendong oleh ekonomi sawit.
Namun, regulasi terkait sawit kerap memberatkan petani, mulai dari penetapan harga TBS yang tidak transfaran diikuti harga TBS yang tidak stabil, persoalan replanting sawit rakyat, permainan harga TBS di level PKS dan pedagang pengumpul TBS, belum lagi persoalan lahan sawit yang diklaim KLHK masuk kawasan hutan menjadikan akumulasi ancaman petani,” ujar Ketua Panitia diskusi JMSI, Satria Utama Batubara yang juga wakil ketua bidang OKK JMSI Riau.
Kami memang sengaja mengundang Pak Kajati Riau, karena pada empat bulan terakhir Kejati Riau, dibawah Pimpinan Dr Supardi SH MH, sudah melakukan pengawasan melekat tatacara penetapan harga TBS tiap minggu di Disbun Riau sesuai Permentan 01 tahun 2018 dan Pergub 77 tahun 2020. “Dan hasilnya luar biasa, tentu kita ingin mendengar langsung masukan-masukan dari Kejaksaan Tinggi Riau kedepannya,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki perkebunan Sawit terluas di Indonesia. Menurut data KLHK 202 luas perkebunan sawit di Roau mencapai 4,172 juta ha dan 68% nya adalah dikelola oleh petani.
Hal ini adalah peluang Riau sekaligus ancaman.
Di sisi lain, upaya pemerintah RI untuk menggenjot produksi sawit nasional lewat program Peremajaan Swit Rakyat (PSR) juga ternyata tidak optimal dilaksanakan. Hingga September 2022 realisasi PSR di Riau baru 761 hektar. Padahal, targetnya tahun 2022 ini 11.000 hektare untuk PSR sawit rakyat.
“Akumulasi dari permasalahan ini akan menjadi fokus utama narasumber,” ujar Satria Utama, seraya mengatakan pada diskusi publik ini kesimpulannya akan disampaikan kepada pemerintah pusat dan Gubernur Riau tentunya.
Diskusi publik yang ditaja JMSI dan APKASINDO ini mengangkat tema “Problematika Perkebunan Sawit Rakyat di Riau, Tantangan dan Harapan di Tahun 2023” yang dilaksanakan di Mabest Kopi jalan rambutan Pekanbaru-Riau (27/12/2022).(***)