Kampar, SuaraAura.com – Pagi ini, Kamis, 08 Desember 2022, sehabis mengantarkan putri sholehaku, Alya Najwa Asri ke sekolah SD Muhammadiyah Bangkinang, Aku langsung tancap gas ke Jl. Prof. M. Yamin Bangkinang.
Sehabis melaksanakan sholat Sunnah dhuha’ di Mesjid Raya Bangkinang, saya melanjutkan perjalanan ke JL. DI Penjaitan Bangkinang.
Sesampainya di pondok Uni Eti tempat sarapan pagi, dan tempat kami biasa nongkrong bersama kawan-kawan jurnalis Kampar, aku heran karena kondisi warung “Mintuo” (sapaan akrab kami kepada si pemilik warung) tidak seperti biasanya. Di warung Mintuo tersebut, tidak ada saya melihat satu orang teman pun, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 09.00 Wib.
Biasanya, sebelum saya datang, Penasehat dan Abang senior terbaikku, Sudah terlebih dahulu berada di warung tersebut. Karena memang bang Aprizal Khan selalu mengingatkanku, agar kita selalu melalukan aktivitas di pagi hari. Jangan biarkan ayam lebih dahulu mempatuk Rezki kita. “Jan sampai soki dicatuk ayam,” ungkap bang Aprizal yang selalu ku dengar jika aku terlambat bergerak melakukan aktivitas di pagi hari.
Setelah aku memesan teh telor khusus yang dibuat dan diramu oleh Mintuo, tiba-tiba senior terbaikku, Bang Aprizal Khan muncul sembari melempar senyuman khasnya. Tampa basa basi, akupun melamparkan kalimat yang terus disampaikannya kepada ku. “Soki Ola dicatuk ayam”, ungkap ku.
Dengan sedikit berlagak serius, Bang Aprizal pun menjawab: kamu gak tahu, hari ini negeri sudah mulai “oleng”, katanya.
Akhirnya kamipun, duduk bersama di kursi pada meja bagian depan warung Mintuo tersebut. Sembari berdiskusi tentang topik hangat di negeri Kampar saat ini, tiba-tiba muncul Penasehat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Kampar, Abu Bakar BN.
Kepada kami pak Abu Bakar menceritakan, bahwa dirinya baru saja melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat nya sebelumnya. Yang dilihatnya adalah salah satu pertanda ada perubahan tentang kondisi negeri saat ini. Yang dilihatnya adalah sesuatu pertanda, bahwa negeri ini tidak sedang baik-baik saja.
Di tengah kami bercerita dan berdiskusi bertiga, tiba-tiba muncul Ocu Rano (Juliardi) yang merupakan jurnalis fenomenal yang dimiliki Kabupaten Kampar, yang juga salah seorang Pengurus JMSI Kabupaten Kampar.
Belum sempat duduk, Ocu Rano langsung tertawa melihat kami duduk bertiga. “Ha ha ha, ko topek ko, kalau Ola duduk apak-apak batigo ko, pasti ado sesuatu yang dicitokan nyo (kalau sudah duduk Bapak bertiga ini, pasti ada yang diceritakannya) ,” kata Ocu Rano.
Kami pun mempersilahkan Ocu Rano duduk di salah satu kursi yang kosong di meja kami. “Duduk Cu, kata bang Aprizal mempersilahkan Ocu Rano.
Oke Tua!, jawab Ocu Rano.
Belum sempat kopi yang dipesannya datang, Ocu Rano langsung menyampaikan, “gawat Tua, kondisi negeri kita saat ini berbahaya. Ada informasi, “genderang perang” antar “perebut kekuasaan” telah dimulai, ungkap Ocu Rano.
Mendengar ucapan Ocu Rano, kami bertiga sedikit terpana. Karena Ocu Rano menyampaikan dengan serius dan dengan mimik tubuh yang mendukung sebagai bagian dari bahasa non verbal nya.
Ocu Rano melanjutkan ucapannya, “tapi jangan kuatir Tua, kita yakin pak PJ. Bupati Kampar bisa bersikap bijaksana, menyikapi perperangan antar para pencari kekuasaan tersebut.
“Pak PJ Bupati kita ini cerdas, dan bawaannya sejuk,” ungkap Ocu Rano.
Saya yakin, pak PJ. Bupati Kampar, DR. H. Kamsol, MM mampu mengambil keputusan yang tepat untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini. Kita lihat saja, bagaimana keputusan akhirnya, ungkap Ocu Rano.
Mendengar apa yang di sampaikan Ocu Rano tersebut, Pak Abu Bakar BN menyampaikan, bagi kita, siapapun yang jadi pejabat di negeri ini, itu tidak ada masalah.
Kita hanya berharap, para pemangku kebijakan di negeri ini dapat memajukan negeri dan mensejahterakan masyarakat Kampar. “Pejabat dan pemangku kebijakan di negeri ini, bisa memberikan ruang dan memikirkan nasib-nasib putra daerah asli Kampar. Termasuk nasib-nasib jurnalis Kampar, saat ini,” ungkap pak Abu Bakar yang kami aminkan bersama.
Sembari mengikuti alur diskusi kami pagi menjelang siang itu, dalam hati saya bergumam. Benarkah “peperangan antar pejuang kekuasaan” itu terjadi. Benarkah kondisi negeri ini sudah mulai “oleng”.
“Semoga negeri tercintaku selalu baik-baik saja. Semoga negeriku terbebas dari pejabat yang tidak memikirkan kemajuan negeri dan nasib masyarakat ku. Semoga semua stakeholder dan elemen masyarakat ini selalu bersatu. Dan semoga semuanya memiliki semangat yang sama, untuk kemajuan negeri dan kesejahteraan masyarakat,” gumamku dalam hati.
Catatan Pagi, Bangkinang Kota, 08 Desember 2022.
Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Kampar, Adi Jondri Putra.