Bangkinang Kota, SuaraAura.com – Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Madani Kabupaten Kampar turun ke sekolah mensosialisasikan bahaya bullying di lingkungan sekolah. Bullying memberikan dampak negatif kepada korban dan pelaku.
Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Madani Kabupaten Kampar, Erni Haerani, S. Pd., MM melalui sekretaris, Adi Jondri Putra seusai di sela kegiatan , (09/08/24) di SMAN 2 Bangkinang Kota mengatakan, bahwa Forum Puspa Kabupaten Kampar akan selalu hadir di tengah kehidupan masyarakat Kampar untuk kesejahteraan perempuan dan anak Kabupaten Kampar.
Kehadiran Puspa sebagai langkah antisipasi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Forum Puspa juga hadir agar perempuan dan anak di kabupaten Kampar dapat terlindungi akan hak-hak yang semestinya mereka terima “Perempuan dan anak Kampar harus terlindungi haknya secara baik,” ungkap Adi.
Pada Masa Pengenalan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2024/2025 SMAN 2 Bangkinang Kota, Forum Puspa Madani Kabupaten Kampar turun ke sekolah menyampaikan materi tentang perundungan atau bullying. Guna menyampaikan materinya, Forum Puspa Madani Kampar menurunkan salah seorang psikolog terbaiknya, Niken Refanthira, M. Psi Psikolog didampingi Wakil Ketua Hendrawan, , SKM., M.Si Anggota Bidang Pemberdayaan Perempuan Hj. Lismawati dan Dhian Suzana, SE.
Di hadapan ratusan siswa baru SMAN 2 Bangkinang Kota, yang dihadiri oleh Kepala Sekolah SMAN 2 Bangkinang Kota Syamsurizal, S. Pd., M. Pd , psikolog Niken Refanthira, M. Psi Psikolog menyampaikan tentang bahaya dan dampak negatif bagi korban bullying. Siswa yang menjadi korban bullying bisa mengalami gangguan fisik dan psikis. Bullying merupakan perilaku yang tidak terpuji dan sangat merugikan orang lain sebagai korban dan juga merugikan pelaku bullying sendiri.
Niken Refanthira menyampaikan, bahwa bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental. Tindakan bullying bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan online (cyberbullying), atau di tempat umum.
Niken Refanthira, M. Psi Psikolog juga menyampaikan beberapa jenis bullying, diantaranya kontak fisik, kontak verbal langsung, perilaku non verbal langsung, perilaku non verbal tidak langsung, cyber bullying, dan pelecehan seksual.
Sementara itu, wakil Ketua Hendrawan menyampaikan tentang dasar hukum tentang perilaku perundungan atau bullying. Negara juga dengan tegas melarang perilaku bullying, ungkap Hendrawan.
Sementara itu, kepada wartawan sekretaris Forum Puspa Adi Jondri Putra yang juga ikut dalam menyampaikan materi tersebut, mengatakan, bahwa sekolah harus terbebas dari perilaku bullying. Sehingga siswa yang berjuang dalam mencapai cita-cita dan impiannya tidak terputus di tengah jalan. “Kita harus selamatkan masa depan generasi kita dari perilaku bullying yang dapat merusak fisik dan psikis mereka,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa bullying memiliki dampak negatif yang serius, baik bagi korban maupun pelaku. Dampaknya bisa bersifat jangka pendek dan jangka panjang, dan bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kesehatan mental, emosional, fisik, dan sosial. Beberapa dampak negatif bullying meliputi: pertama, Kesehatan Mental : Stres. Korban bullying sering mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi akibat tekanan yang mereka alami. Depresi . Bullying dapat menyebabkan perasaan putus asa dan kehilangan minat terhadap kegiatan sehari-hari, yang bisa berkembang menjadi depresi. Percobaan Bunuh Diri. Beberapa korban bullying dapat mencapai tingkat keputusasaan yang mengarah pada pikiran bunuh diri atau bahkan mencoba bunuh diri; Kedua, Kesehatan Fisik. Cedera Fisik. Bullying fisik dapat mengakibatkan luka, memar, patah tulang, dan cedera fisik lainnya yang bisa mengganggu kesehatan dan kualitas hidup korban. Masalah Kesehatan. Stres kronis akibat bullying dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, penurunan sistem kekebalan tubuh, sakit kepala, dan gangguan tidur; dan ketiga, Sosial dan Emosional. Solasi Sosial. Korban bullying mungkin merasa terisolasi, kehilangan percaya diri, dan sulit untuk membentuk hubungan sosial yang sehat. Kesulitan Belajar. Bullying dapat mengganggu konsentrasi dan performa akademik, menghambat kemampuan belajar dan berkontribusi pada penurunan prestasi akademik. (***)