Apakah beranjak dewasa hanyalah dipenuhi dengan pemikiran dan memikirkan sesuatu hal yang indah-indah saja,? Seperti cinta, atau mungkin cita-cita ya.?
Dewasa itu seperti apa sih?
Dan kenapa remaja seakan-akan 2 orang yang bertentangan,? Atau pemikiranku saja.
Sebenarnya kita ada dimana?
Ada apa dengan kita?
Sering kali kita menyalahkan dan membangga dengan perspektif kita sendiri.
Haha lucunya, itu hanya ada dalam pemikiran seorang remaja yang labil, barangkali ya.
Terkadang ia tidak ada melakukan apa-apa selain menyusahkan dan membuat hina dirinya sendiri, dan lucunya dia dikatain sudah dewasa, padahal remaja yang terperangkap dalam usia dan tubuh yang dewasa ya?. Atau dewasa itu seringkali dipatokkan dalam usia.?
Apapun itu, dewasa adalah dimana kau bisa bertanggung jawab atas apa yang kau perbuat dan memberikan keputusan yang tepat dari setiap keraguanmu sih. Ya, menurutku.
Kenapa remaja seringkali bermasalah dengan dirinya,?
Kenapa?
Cinta dan cita-cita seakan 2 hal yang bisa merubah. Akan tetapi, seringkali bertentangan dengan jiwa seorang remaja kayaknya.
Jiwa yang ingin sendiri, namun tidak ingin sendiri,
Jiwa yang berharap tidak ingin melukai dan dilukai,
Jiwa yang ingin dibahagiain,
Jiwa yang tempramen, ya tempramen akan pemikiran-pemikiran yang bertentangan.
Entah apa yang diinginkan,
Entah apa yang dipinta,
Dan sering kali ia tidak bisa menerima.
Menerima kegagalan,
Menerima kenyataan,
Menerima hal yang menyakitkan.
Kebanyakan remaja hanya ingin diperhatikan, dipedulikan, dan diselimuti kasih sayang.
Namun tidak siap dengan konsekuensinya.
Padahal, Sang pemilik kebahagiaan sudah menjelaskan dan memberikan bukti nyata, bahwa benar akan kata-kataNya.
Benar, benar, benar, Dialah yang mengatur,
Dialah yang memberi,
Dialah tempat meminta, dan
Dialah tempat kembali dari segala apa yang diciptakanNya. Itu termasuk ia dan kita.
Rumit ya. Haha fikiran seorang remaja memang terkadang lucu dan abstrak.
Mungkin, barangkali itu yang membentuk dan sebuah pelajaran berharga bagi seorang remaja yang akan beranjak dewasa ya.
Sebenarnya Dia (Tuhan) tahu Karena Dialah pemilik pengetahuan dan Dialah penjaga.
Kenapa ia dan kita masih tidak menggunakan akal sehat ini dengan baik,?
Dialah yang menciptakan,
Dialah yang menjaga,
Dialah tempat dari semua keluh kesah,
Dialah tempat terbaik dari segala tempat yang paling akan mengerti kau.
Sang Pemberi, tapi dia juga Sang penerima.
Kenapa kau diberikanNya akal?
Kenapa kau tidak menjalankan perintahnya dengan sebaik-baiknya, dan masih saja melanggar perintah dan aturanNya.?
Padahal, Dialah penjamin akan segalanya.
Kenapa dia menciptakan semuanya dan memberikan kebebasan akan ketidakpastian itu berjalan?
Bukankah Dia tahu,?
Tetapi disanalah jawabannyakan.?
Lantas kenapa masih bingung,?
Kenapa masih memberikan opsi yang labil?
Tanda-tanda kebesarannya bukankah terlihat jelas,?
FirmanNya lah penuntun dari semua keraguan dan kesalahan dalam berfikir,
Kenapa masih mempertanyakan akan benar dan salah?
Bukankah Dia sudah berikan jawabannya,?
Bukankah buktinya sudah kau lihat nyata adanya.?
Setiap awal memiliki akhir
Lantas kenapa manusia masih berfikir dan kekeh bahwa mati adalah akhir dari segalanya dan tidak ada lagi kehidupan setelahnya.?
Bukankah masih ada lanjutan dari bab itu.?
Manusia memanglah makhluk yang bodoh, namun spesial, bukankah begitu.?
Mungkin itulah alasan kenapa menuntut ilmu tiada akhir, barangkali ya.
Mungkin Agar manusia tau dimana kehinaannya,
Dimana tempatnya, dan apa yang harusnya ia lakukan.
Namun, seringkali dialah makhluk yang keliru.
Dia yang membenarkan, dia juga yang menyalahkan.
Padahal, semua dari keraguan dan kesalahan dalam berfikir sudah ada jawaban.
Haha, manusia.
Rumit dan nyentrik.