Pekanbaru, Suaraaura.com Berbagai Macam Corak, Warna dan Desain Batik dari seluruh Wilayah di Provinsi Riau ditampilkan oleh para model pada Acara Hari Batik Nasional Tahun 2023, yang digelar di Ballroom Hotel Grand Elite Pekanbaru oleh Puan Ekraf Provinsi Riau, yang juga merupakan momentum sebagai pelestarian budaya dan warisan asli dari leluhur Indonesia, dan Kampae tak ketinggalan dengam Batik Kampar yang dapat dikatakan sudah menembus pangsa pasar nasional, Senin (2/10).
Istimewanya pada Peringatan Hari Batik Nasional pada tahun ini, Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Kampar drg. Yusi Firdaus, MM yang juga merupakan Ketua Dekranasda Kabupaten Kampar ikut ambil andil dalam peragaan busana Batik dengan memakai rancangan Batik Kampar dari Desainer Syanti Lestari, yang kain batiknya berasal dari Rumah Batik Muara Takus Hj. Lasvita Siahaan yang dikenal dengan Oma Lasvita.
Tampil anggun dan elegan dengan balutan Busana Batik Kamparnya, Yusi tampak tebarkan senyum khasnya kepada para undangan yang mendatangkan tepuk tangan yang gemuruh dan decak kagum atas keluwesannya yang tak kalah dari seorang pragawati sungguhan. Selain itu Yusi dalam menampilkan Busana Batiknya, juga didampingi oleh 8 orang istri dari Pimpinan OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar yang juga dijadikan sebagai peraga, diantaranya.Yuni Pratiwi Sari Ardi, dr. Yoa Yuricho, Elvi Riawati Afdhal, Nuraisyah Karim Lukmasyah Badoe, Nathalia Edward, dan istri dari beberapa orang Camat di Lingkungan Perintah Daerah Kabupaten Kampar.
Setelah tampil memukau bersama peraga lainnya, Yusi sempatkan berikan ucapan atas Peringatan Hari Batik Nasional ini dengan mengatakan ” Kenakan Batik Dengan Bangga sebagai Identitas Bangsa Indonesia dan ikut melestarikan warisan budaya Indonesia, terutama mari sama-sama kita promosikan lebih gencar lagi Batik Kampar” seraya menerima beberapa buket bunga dari para undangan.
Dipaparkan Yusi bahwa Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Penetapan ini didasarkan fakta sejarah pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia. Proses pengakuan dan pengukuhan batik Indonesia mengalami proses cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi UNESCO tanggal 9 Januari 2009. Pengakuan dunia ini sepatutnya membuat bangsa Indonesia bangga akan budaya batik dan melestarikan keberadaan batik agar semakin dikenal luas.
Selain menjadi tamu kehormatan yang ikut memeragakan Batik Kampar, Ketua Dekranasda Kabupaten Kampar ini juga berkenan mengelilingi bazar UMKM yang digelar juga pada acara dengan tak lupa borong beberapa produk dari UMKM ini. (Infotorial)