Scroll untuk baca artikel





































DaerahKab. KamparReligiRiauUmum

Salo Menyongsong MTQ: Semangat yang Dibakar dari Training Center

17
×

Salo Menyongsong MTQ: Semangat yang Dibakar dari Training Center

Sebarkan artikel ini

Salo, SuaraAura.com – Suasana Aula Kantor Camat Salo pada Minggu (5/10/2025) sore itu dipenuhi lantunan ayat suci dan semangat muda. Di barisan depan, puluhan calon peserta kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Kecamatan Salo duduk dengan wajah serius. Mereka bukan sekadar hadir, melainkan membawa mimpi besar: mengharumkan nama daerah di ajang MTQ Ke-54 tahun 2025 tingkat Kabupaten Kampar yang akan digelar di Kampar Utara.

Camat Salo, Sofiandi, SE., ME, berdiri memberi arahan. Dengan nada tegas namun penuh motivasi, ia mengingatkan bahwa menjadi bagian dari kafilah bukan hanya soal tampil di panggung tilawah, tetapi juga soal amanah. “Jangan sampai kita hanya sekedar ikut. Minimal kita bisa masuk tiga besar atau lima besar,” ucapnya, disambut tepuk tangan para peserta.

Sofiandi juga menekankan pentingnya komitmen dan loyalitas. Ia mengingatkan panitia agar menjaga peserta yang telah ditetapkan dewan juri. “Mereka ini sudah resmi mewakili Salo. Jangan sampai berpindah ke kafilah lain. Ini bagian dari tanggung jawab kita,” pesannya.

Tidak hanya soal kompetisi, perhatian pada detail kecil juga menjadi sorotan. Ia meminta agar setelah penetapan, peserta segera mengukur pakaian seragam kafilah. Bagi Sofiandi, hal ini adalah simbol keseriusan persiapan. “Karena pakaian itu bukan sekadar kain, melainkan identitas kita sebagai duta Kecamatan Salo,” katanya.

Motivasi pun terus digelorakan. Sebagai bentuk penghargaan, ia menjanjikan hadiah tambahan bagi peserta yang mampu menembus tiga besar. “Menang tiga besar ada hadiah plus dari panitia,” ucapnya dengan senyum penuh optimisme.

Namun di balik semua strategi dan target, Camat Salo tak lupa mengingatkan hal sederhana yang sering terlewat: menjaga kesehatan. Ia menasihati para peserta untuk menghindari minuman es agar imun tetap kuat selama MTQ berlangsung. “Sehat itu modal utama. Tanpa kesehatan, semua usaha akan terasa berat,” tegasnya.
Sesi arahan ditutup dengan apresiasi kepada para pelatih yang setia mendampingi para qori dan qoriah. Dari tangan merekalah lahir harapan besar: melahirkan generasi terbaik yang tak hanya piawai membaca, tetapi juga mampu menjaga marwah Al-Qur’an di tengah masyarakat.

Dari Aula Salo itu, semangat mengalir deras. Bukan sekadar mengejar piala, melainkan membawa pesan bahwa kecintaan pada Al-Qur’an adalah cahaya yang akan terus menerangi langkah-langkah mereka, baik di panggung MTQ maupun di kehidupan sehari-hari.(***)