Permasalahan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) merupakan masalah besar yang sangat mengkhawatirkan umat manusia dan mengancam kelangsungan hidup manusia karena tidak sesuai dengan fitrah manusia. LGBT merupakan masalah sosial yang mengancam kehidupan beragama, ketahanan keluarga dan kepribadian bangsa.
Perkembangan LBGT akan memberikan pengaruh negatif yang sangat signifikan bagi pertumbuhan danperkembangan anak.Jumlah LGBT semakin meningkat dan sudah mulai berani mengeksperesikan diri di depan umum. Data Kementerian Kesehatan pada 2012 menunjukkan bahwa terdapat 1.095.970 Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) alias gay yang tersebar di semua daerah.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah LSL terbanyak (300.198 orang). Dari jumlah itu, 4.895 orang penderita HIV/AIDS.Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam mengantisipasi terjerumusnya anak-anak dalam perilaku LGBT.
Orang tua perlu memberikan pendidikan seks yang benar pada anak-anaknya untuk mencegah anak-anaknya menjadi LGBT.Pendidikan seks (Ulwan, 1995) tidak semata mengajarkan atau memberi pengetahuan mengenai seksualitas, melainkan pula berhubungan dengan aspek moral, etika, hukum, budaya, perilaku, dan sosial. Pendidikan seks merupakan sebuah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Bruess dan Cassidy (dalam Qibtiyah, 2006) menekankan pentingnya pendidikan seks di dalam menyediakan kebutuhan informasi yang benar dan luas tentang perilaku seksual guna memahami seksualitas manusia sebagai bagian penting dari kepribadian yang menyeluruh.
Manfaat yang dapat diambil dari pendidikan seks menurut Hermawan (dalam Awaludin, 2008) meliputi: anak akan memahami perubahan-perubahan yang sedang terjadi pada dirinya baik perubahan biologis, psikologis dan psikoseksual sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan manusia, mendapat pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi manusia yangsekarang ini mulai “bekerja” sehingga anak akan lebih berhati-hati dalam merawat danmenjaga organ-organ reproduksinya, mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang etika dan berbagai perilaku seksual yang menyimpang yang harus dihindari, dan memahami berbagai akibat dari penyalahgunaan alat reproduksi yang akan membahayakan kesehatannya baik secara fisik maupun psikis.
Penulis : Fadila Syafitri