IMPLIKASI KARAKTERISTIK ANAK DALAM PEMBELAJARAN
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan Peserta Didik
Dosen :
Dr. Syarifan Nurjan, M.A.
Disusun Oleh :
• Rohmad Akbar Filayati ( 21112386 )
• Juhan Tata Sembada ( 21112385 )
• Bagus Ari Hermawan ( 21112331)
• Fitri Patria Agustini ( 21112344 )
• Rindiani ( 21112332 )
• Aulia Istikomah ( 21112352 )
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
JULI 2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Melalui pembelajaran ini diharapkan mereka dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, yang mencakup aspek agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik.2 Selanjutnya diharapkan kepada mereka memiliki dasar-dasar akidah yang lurus/benar sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.
Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar berkembang sesuai dengan karakteristiknya, maka proses pembelajaran salah satunya harus didukung oleh unsur keteladanan dari orang tua dan guru. Implikasi karakteristik anak dalam pembelajaran adalah Senang bermain, Senang bergerak, Senang bekerja dalam kelompok, dan Senang merasakan atau melakukan/meragakan sesuatu secara langsung.
B. Rumusan Masalah
1. apa Implikasi Karakteristik Anak Dalam Pembelajaran….?
2. apa saja Implikasi Karakteristik Anak Dalam Pembelajaran….?
PEMBAHASAN
A. Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran
Secara umum karakteristik anak adalah keseluruhan ciri-ciri tingkah laku siswa yang meliputi, kecerdasan, kecakapan, pengetahuan, sikap, minat. (Jalaludin, 1998). Sedangkan menurut Uno (2007), karakteristik anak adalah aspek-aspek dan kualitas anak seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimiliki, karakteristik anak bisa mempengaruhi pemelihan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian materi pembelajaran. Hal itu karena anak memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu karakteristik anak memiliki ciri khas tersendiri yang secara umum masih relatif sederhana.
Karakteristik anak perlu diperhitungkan dalam proses pembelajaran. Karakter anak dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa yang bersangkutan karena anak memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan dan prespektif yang dipakai dalam menggiatkan prestasinya. Pemahaman karakteristik anak akan membantu dalam mencari serta menilai aktifitas siswa.
Pola pembelajaran anak diharapakan dapat mempertimbangkan karakteristik pembelajaran anak yang secara garis besar pembelajarannya harus memiliki sifat berikut:
Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak, serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak
B. Senang Bermain
Menurut Hasan (2006) bermain merupakan hal yang penting bagi anak-anak karena dengan bermain, mereka dapat mempelajari banyak hal melalui permainan. Di samping itu, anak juga akan melatih kemampuan motorik untuk mengusai keterampilan fisik yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat belajar memecahkan masalah serta mereka dapat belajar bersosialisasi dalam memahami aturan sosial dalam permainan bersama dengan teman-temannya.
Pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya dirancang dengan model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya sehingga anak akan merasa senang dalam belajar enjoyble learning atau dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan susana learning by doing. Guru harus menghindari materi pelajaran yang lebih menekankan pada teori karena akan membosankan dan anak cenderung merasa kelelahan dan hilang konsentrasinya
C. Senang Bergerak
Suasana pembelajaran yang monoton dapat membuat siswa jenuh dan bosan, terutama pada anak, karena pada umumnya anak dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak dapat berpindah atau bergerak yang memungkinkan ia dapat berinteraksi dengan temannya.
D. Anak Senang Bekerja dalam Kelompok
Kecenderungan anak dalam proses pembelajarannya lebih senang berkumpul dengan kelompok sebaya (peer group), dalam pembelajaran ini, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar menemukan aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung kepada orang dewasa, belajar bekerjasama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggungjawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif),mempelajari olahraga dan permainan kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
Pada tahap perkembangan ini anak dituntut untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial di antara teman sebaya, belajar berteman dan bekerja dalam kelompok (peer group) dalam rangka mengembangkan kepribadian sosial, termasuk kesangggupan anak dalam menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
PENUTUP
KESIMPULAN
Implikasi karakter anak dalam belajar sangat berbeda beda. Ada cara anak belajar harus sambil bemain, sebagian anak harus dengan duduk dan fokus belajar saja, dan ada pula dengan cara berkelompok di sertai dengan game atau outbond di alam terbuka. Maka dari itu seorang pendidik dalam mendidik anak harus pandai mengenali masing masing karakteristik cara belajar anak. Diantaranya dengan cara sambil bermain.karena dengan bermain dapat melatih kemampuan motorik untuk mengusai keterampilan fisik yang mereka.
Selain dengan cara sambil bermain bisa juga cara belajar anak di ajari dengan belajar dengan membentuk kelompok,supaya mengajarkan sikap anak di antaranya sikap setia kawan, belajar tidak bergantung kepada orang dewasa, belajar bekerjasama,
DAFTAR PUSTAKA
Nurjan, S. 2019. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam. Yogyakarta. Titah Surga
Sagala, Saiful, 2007, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabet.
Soemanto Wasty, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Sukmadinata, N.S, 2003, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung,
Rosdakarya.
Sunarto dan B. Agung, Hartono, 2006,Perkembangan Peserta Didik, Jakarta,
Rineka Cipta.
Sutrisno, Ahmad, dkk, 2004,Psikologi Pendidikan, Ponorogo, Gontor Press.
Syah, Muhibbin, 2003,Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Raja Grafinda Persada.
Syaodih, Nana, dan Sumantri, Mulyani, 2007, Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta, Universitas Terbuka.
Uno, Hamzah B, 2007, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara.
Yusuf, Syamsu, L. N., 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.