BANGKINANG KOTA, Suara.Aura.com – Sebagai antisipasi penyebaran wabah penyakit ‘Lumpy Skin Disease’ (LSD) atau lebih dikenal penyakit kulit berbenjol di Kabupaten Kampar, Pemkab Kampar bentuk tim Satgas (satuan tugas) pengendalian penyakit Kulit Berbenjol/penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 27 Mei 2022.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kabupaten Kampar, Syahrizal melalui Kabid Kesehatan Hewan DRH. Deyus Herman kepada wartawan, 09/06/2022 diruang kerjanya mengatakan, pada tanggal 7 Juni 2022, tim Satgas yang dibentuk langsung melaksanakan rapat koordinasi terkait langkah-langkah penanganan wabah, ungkap Deyus.
Deyus menjelaskan, berdasarkan hasil rapat koordinasi itu, tim Satgas mendirikan lima titik posko di wilayah yang menjadi pintu masuk hewan-hewan ternak dari luar daerah, yakni di XIII Koto Kampar, Rokan Hulu, Tapung Hilir, Limbo Panjang dan Kampar Kiri, ungkap Deyus.
Deyus mengatakan, saat ini 6 Kabupaten diprovinsi Riau telah terinfeksi wabah penyakit berbenjol ini yaitu, Indra Giri Hulu, Pelalawan, Kampar, Dumai, Bengkalis dan terakhir Siak, dan itu terus bertambah, kata Deyus.
Adapun lima langkah-langkah yang diambil Pemkab Kampar dalam mengantisipasi penyebaran penyakit kulit berbenjol dan PMK ini, Deyus mengatakan, pertama, Pemkab Kampar melakukan Surveilance (Pengawasan) dan investigasi dilapangan, yang mana jika terdapat laporan masyarakat mengenai ternaknya yang bermasalah tim Satgas langsung turun ke lokasi tersebut;
Kedua, Pemkab Kampar mengetatkan penertiban masuknya hewan ternak dari luar daerah, dimana setiap hewan ternak yang akan masuk ke Kabupaten Kampar terlebih dahulu diperiksa kesehatannya;
Ketiga, Pemkab Kampar melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat terhadap wabah penyakit kulit berbenjol dan PMK ini;
Keempat, yaitu melakukan penyemprotan disinfektan pada semua kandang dan ternak;
Dan kelima, untuk menjaga kesehatan para ternak yang ada di Kabupaten Kampar, Pemda Kampar melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang ada, kata Deyus.
Untuk itu DRH. Deyus Herman menghimbau, kepada seluruh masyarakat agar tidak mendatangkan atau memasukkan hewan ternak dari daerah yang terinfeksi wabah.(adv./Aprizal)