Dalam beberapa bulan terakhir, persoalan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) kembali muncul ke permu kaan. Berbagai pihak yang pro dan kontra terhadap fenomena ini mengupasnya dari beragam aspek. Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta misalnya. Sekolah yang belum lama berdiri ini menggelar Stadium Genenal dengan mengangkat tema “Perilaku Zina dan LGBT: Bahaya dan Penanganannya” di Aula Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Jakarta, belum lama ini.
Penanggung jawab acara, Chandra Yudhangkara, mengatakan, penyelenggaraan acara dengan mengangkat tema LGBT ini didasari pada keinginan untuk mengedukasi masyarakat agar terhindar dari perilaku ini. “Mengapa kami mengangkat tema ini? Selain sedang hot isu ini, kami ingin edukasi kepada masya rakat dari sisi pengertian LGBT itu sen diri, psikologi dan kesehatan. Sebab ma syarakat kita perlu tahu bahaya dari perilaku menyimpang ini,” kata Chandra kepada Republika.
Inong mengawali materinya dengan mengungkap sejumlah penyakit yang disebabkan perilaku zina dan LGBT, seperti HIV-AIDS dan kanker serviks. Ia sendiri mengakui memiliki seorang pa sien mahasiswa yang baru berumur 22 tahun. Mahasiswa itu mengidap sipilis sta dium dua. “Ketika saya tanya soal pa car, mahasiswa tersebut mengemu ka kan memiliki empat pacar, yaitu satu wa nita dan tiga pria. Mahasiswa itu bilang bah wa yang perempuan tidak saya apaapakan karena berbahaya, bisa hamil.
“Saya mencari yang aman saja,” ujar Inong mengutip perkataan mahasiswa itu. Mengutip data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) AS pada 2010 menunjukkan dari 50 ribu infeksi HIV baru, dua pertiganya adalah gay- MSM (male sex male/laki-laki berhubungan seks dengan laki). Data pada 2010 ini jika dibandingkan dengan data pada 2008 menunjukkan peningkatan 20 per sen. Sementara, wanita transgender memiliki risiko terinfeksi HIV 34 kali lebih tinggi dibanding wanita biasa.
Sebab, kata dia, kenyataannya itu adalah penularan termudah HIV-AIDS. “Selain HIV-AIDS, ada penyakit lain akibat LGBT yang tak kalah berbahayanya, contohnya, sarkoma kaposi, sebuah penyakit baru yang belum ada penawarnya,” kata dia. Sarkoma kaposi adalah kanker yang menyebabkan sebagian kecil jaringan abnormal tumbuh di bawah kulit, di sepanjang mulut, hidung, dan tenggorokan atau di dalam organ tubuh lainnya.
Bagian tersebut biasanya berwarna merah atau ungu dan terbuat dari sel kanker dan sel darah. Inong juga mengatakan, tidak ada satu pun agama yang memperbolehkan hal itu sebab dampak perilaku tersebut sangat buruk bagi kesehatan. Fitrah manusia sejak lahir adalah suka terhadap lawan jenis, bukan se sama jenis.
Penulis: Fitri Hanisak