Jayapura, SuaraAura.com — Di tengah kabut senja yang menutupi perbukitan Papua, gema suara persatuan kembali disuarakan dari ujung timur Indonesia. Para pemuda yang berhimpun dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) se-Tanah Papua, menyampaikan sebuah surat terbuka penuh makna kepada Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto.
Surat bernomor 001/FOR-KNPI/X/2025, tertanggal 20 Oktober 2025 itu menjadi penanda bahwa kegelisahan anak muda Papua terhadap perpecahan di tubuh KNPI telah sampai pada titik puncaknya. Perpecahan KNPI menjadi dua atau tiga kubu diharapkan cepat bersatu kembali.
Mereka menyerukan rekonsiliasi dan penyatuan organisasi pemuda terbesar di Indonesia itu, yang selama beberapa tahun terakhir terbelah dalam dualisme kepemimpinan.
“Perpecahan ini bukan sekadar soal legalitas organisasi, tetapi telah menggerus semangat persatuan dan kepercayaan publik terhadap organisasi pemuda,” tulis mereka dalam surat terbuka itu.
Bagi para pemuda Papua, KNPI bukan sekadar wadah berhimpun, melainkan simbol kebersamaan lintas suku, agama, dan organisasi. Karena itu, mereka menilai perlu adanya peran langsung Presiden untuk memfasilitasi dialog nasional dan mendorong penyatuan kembali KNPI dalam satu wadah yang sah, independen, dan bermartabat.
Dalam surat yang diantarkan langsung oleh Sekretaris DPD KNPI Papua, Bung Semmy Kogoya, S. Ak ke Istana negara RI tersebut, terdapat enam seruan moral dan harapan utama. Antara lain, agar Presiden memfasilitasi dialog nasional pemuda, mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersikap netral, hingga pembentukan Tim Independen Rekonsiliasi KNPI. Bahkan, para pemuda se-Tanah Papua menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah Kongres KNPI Penyatuan.
“Kami percaya, di bawah kepemimpinan Bapak Presiden, persatuan dan masa depan pemuda Indonesia dapat kembali diteguhkan,” ujar Benyamin Gurik, S.Ip Ketua DPD KNPI Papua, yang menandatangani surat tersebut bersama Sekretaris Semmy Kogoya.
Namun, seruan itu juga membawa peringatan moral yang tegas. Jika upaya penyatuan tidak direspons, mereka menyatakan akan mengembalikan “jas kebesaran KNPI” dan membentuk organisasi pemuda Papua yang legitimate, sebagai wadah perjuangan dan pengabdian bagi generasi muda di Bumi Cenderawasih.
Lebih dari sekadar keluh kesah, surat terbuka ini merupakan refleksi kepedulian mendalam terhadap masa depan bangsa. Di tengah tantangan global dan krisis moral generasi muda, pemuda Papua menunjukkan bahwa mereka masih memegang teguh nilai dasar persatuan, pengabdian, dan gotong royong.
“Kami tidak menghendaki intervensi politik, tetapi fasilitasi negara untuk menegakkan semangat persatuan dan keadilan,” demikian bunyi salah satu paragraf penutup surat itu.
Dari Tanah Papua, semangat itu bergema — sebuah panggilan untuk menyatukan kembali rumah besar pemuda Indonesia. KNPI, yang lahir sebagai simbol persaudaraan lintas generasi, kini menanti momentum untuk kembali berdiri tegak, memayungi cita-cita luhur bangsa. Pemuda papua siap menjadi tuan rumah kongres penyatuan KNPI Di bumi cedrawasih.
Gubernur Papua, Matius D Fakhiri menyambut baik rencana pelaksanaan Rekonsiliasi KNPI di tanah cendrawasih. Gubernur Papua telah menerima rombongan pengurus KNPI, Senin, (27/10/25) di ruang kerjanya.
Kepada seluruh pengurus KNPI yang hadir, Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri berharap rapat rekonsiliasi tersebut terwujud dan berjalan lancar. “Gubernur Papua mendukung penuh demi terwujudnya persatuan pemuda Indonesia dan bumi cendrawasih siap untuk menjadi tuan Rumah,” tutup beliau. (***)
















































