Scroll untuk baca artikel



































ReligiRiau

SISI LAIN MTQ PROVINSI RIAU KE-43 BENGKALIS

16
×

SISI LAIN MTQ PROVINSI RIAU KE-43 BENGKALIS

Sebarkan artikel ini

(Ziarah ke Makam Tuan Guru Umar Malin Bertuah, Ulama Penyebar Islam di Kab. Bengkalis Asal Kampar yang Terlupakan)

Disela-sela kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Provinsi Riau ke-43 di Kabupaten Bengkalis, penulis menyempatkan ziarah ke makam Tuan Guru Umar Malin Bertuah. Beliau termasuk penyebar agama Islam di Riau Pesisir, tepatnya di Pematang Duku Kabupaten Bengkalis Riau. Tuan Guru Umar Malin Bertuah memiliki banyak murid yang kemudian menjadi vioner dalam menyebarkan dakwah Islam pesisir Timur Bengkalis.

Tuan Guru Umar Malin Bertuah lahir di Bangkinang Kab. Kampar Riau. Sebuah kampung tepi aliran sungai Kampar bernama Dusun Kampunggodang Desa Pulau Lawas. Tidak diketahui secara jelas tahun lahirnya, namun diperkirakan beliau wafat tahun 1950 an.

Tuan Guru Umar Malin Bertuah memiliki lima orang anak dari dua orang isteri, Siti Naimah dan Insiah. Hasil perkawinan beliau dengan Siti Naimah melahirkan dua orang anak laki-laki, Ahmad dan Abdul Gani. Sedangkan hasil perkawinan dengan isteri kedua melahirkan tiga orang anak, Syahru, Aisyah dan Mursidin.

Tuan Guru Umar Malin Bertuah belajar agama kepada guru Suluk Thariqat Naqsabandiyah bernama Tuan Guru H. Salam. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diadakan di sebuah nosa, sebutan untuk surau bagi orang Kampar. Setelah menimbah ilmu yang cukup dalam, Tuan Guru Umar Malin Bertuah merantau ke daerah pesisir Riau, tepatnya di Pematang Duku Kab. Bengkalis. Beliau memboyong isteri keduanya, Insiah, merantau di kawasan yang tidak jauh dari perairan Selat Malaka tersebut. Diperkirakan Tuan Guru Umar Malin Bertuah merantau ke tahun 1927 ketika Pematang Duku dibuka menjadi sebuah perkampungan.

Bersama murid-murid dan masyarakat sekitarnya, Tuan Guru Umar Malin Bertuah mendirikan sebuah surau bernama Surau Ubudiyah yang merupakan tempat kegiatan belajar mengajar agama Islam. Agaknya, hal ini beliau lakukan meniru seperti apa yang dilakukan gurunya, Tuan Guru H. Salam di Bangkinang yang juga memiliki surau.

Banyak murid didikan Tuan Guru Umar Malin Bertuah yang melanjutkan perjuangan dakwahnya, salah satunya almarhum Ongku Endah, murid senior Tuan Guru Umar Malin Bertuah. Semasa hidup Ongku Endah pernah berceritah bahwa Tuan Guru Umar Malin Bertuah memiliki karakteristik pribadi yang sangat luar biasa. Orangnya lembut, santun dan sangat memperhatikan murid-muridnya. Salah satu masyarakat setempat, Abdul, yang rumahnya tidak jauh dari Surau Ubudiah tempat Tuan Guru Umar Malin Bertuah dulu mengajar bercerita bahwa Tuan Guru Umar Malin Bertuah berkulit putih bersih, telapak kakinya lebih bersih dari wajah kita.

Tuan Guru Umar Malin Bertuah mengajarkan berbagai macam ilmu agama kepada muridnya. Pada bidang Fiqh beliau mengamalkan mazhab Syafii. Indikasi bahwa Tuan Guru Umar Malin Bertuah bermazhab Syafii terlihat dari amalan murid-muridnya yang qunut ketika shalat subuh, dua puluh rakaat saat shalat tarwih, menjaharkan basmalah ketika membaca Alfatihah, zikir dan doa bersama selesai shalat, dan lainnya. Pada bidang tauhid, Tuan Guru Umar Malin Bertuah beraliran Asy’ariyah. Hal ini dapat dibuktikan bahwa murid-muridnya masih mempelajari sifat dua puluh yang wajib bagi Allah SWT, dua puluh sifat yang mustahil bagi Allah SWT, serta sifat yang ‘jaiz’, yakni memperbuat segala yang mungkin dan meninggalkannya. Sedangkan dari sisi thariqah beraliran Naqsabandiyah. Amalan ini lebih kental lagi pada dirinya karena suluk yang beliau lakukan bersama murid-muridnya kental dengan thariqah Naqsabandiyah, seperti cara berpakaian, berzikir, bertahajjuh dan amalan-amalan suluk lainnya.

Menurut tokoh masyarakat setempat, Mahadir dan Ahmad Tarmizi, masyarakat Pematang Duku pandai membaca Alquran secara turun temurun karena jasa Tuan Guru Umar Malin Bertuah. Menurut Mahadir, kami dulu mengaji Alquran diajarkan dengan metode ‘alif diate A, alif dibawa I, alif dopan U’. Penggunaan bahasa tersebut, menurut Mahadir, sangat kental menggunakan bahasa Kampar.

Ajang MTQ tingkat Provinsi Riau ke-43 di Kabupaten Bengkalis saat ini tidak hanya sebagai ajang perhelatan akbar tahunan musabaqah Alquran, tapi juga sebagai momen pengingat bahwa ada seorang ulama asal Kampar yang memiliki jasa besar mendakwahkan Islam di Riau Pesiri yang terlupakan, Tuan Guru Umar Malin Bertuah. Seorang ulama besar asal Kampar yang jarang ditulis dan disebut.

Penulis:
Erman Gani Ketua Kafilah Kampar MTQ Riau ke-43, Bengkalis