AdvetorialDaerahRiau

Sosialisasi Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Oleh Tim KUKERTA UNRI Di Desa Batang Nilo Kecil”

74
×

Sosialisasi Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Oleh Tim KUKERTA UNRI Di Desa Batang Nilo Kecil”

Sebarkan artikel ini

Pelalawan,(suaraaura.com)Mahasiswa KKN Pelajaran pemberdayaan masyarakat dari Universitas Riau mengadakan sosialisasi pembuatan sabun cuci piring bersama warga di posyandu, kecamatan Pelalawan Desa Batang Nilo Kecil. Rabu (16/08/2023)

Siti Munawarah dan Evelin Putri Wongso selaku pelaksana dari kegiatan program ini berhasil membimbing warga dalam proses pembuatan sabun cuci piring yang berbahan dasar Texapon, foambooster dan NaCL.

Dalam kegiatan ini, warga dilatih langsung membuat sabun cuci ramah lingkungan. Selain itu, kelompok ini dinilai sebagai penggerak kegiatan di desa yang dapat merangkul warga lainnya untuk bergabung dalam pelatihan ini.
Pembuatan sabun cuci piring dimulai dengan proses menggabungkan seluruh bahan lalu dituangkan ke ember pengadukan. Selanjutnya, ditambahkan bahan-bahan pelengkap sesuai jenis sabun. Setelah itu, ditambahkan pewangi dan pewarna, kemudian adonan sabun terus diaduk hingga diperoleh kekentalan sabun yang diinginkan.





Kunci penting dalam cara membuat sabun yaitu memperhatikan setiap bahan yang terkandung di dalamnya. Kegiatan ini bertujuan untuk masyarakat agar dapat meneruskan kegiatan ini dengan memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh agar dijadikan peluang usaha dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Batang Nilo.
Pembuatan sabun cuci piring dimulai dengan proses memasukkan texafon (untuk mengangkat lemak dan kotoran) dan foamboster(sebagai penambah busa) lalu dituangkan ke ember pengadukan. Selanjutnya, ditambahkan bahan-bahan pelengkap sesuai jenis Nhcl (sebagai pengental sabun). Setelah itu, ditambahkan pewangi dan pewarna, kemudian adonan sabun terus diaduk hingga diperoleh kekentalan sabun yang diinginkan.
Setelah seluruh proses pembuatan selesai dilakukan. Cairan sabun cuci piring dikemas didalam botol. Cairan tersebut kemudian didiamkan selama 2 hari hinga bisa mengendap dan berbentuk cairan kental seperti sabun cuci piring pada umumnya
Setelah mendapat penjelasan kemudian ibu-ibu yang ditunjuk untuk membantu dalam pembuatan sabun mendapatkan alat dan bahan yg dibutuhkan
Selama praktik berlangsung para ibu-ibu selalu dipantau oleh mahasiswa KKN untuk memastikan pembuatannya sesuai proses yg telah dijelaskan sehingga dapat meminimalkan kesalahan selama proses pembuatan.

“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini kami sangat senang karena mendapatkan ilmu baru dari adik-adik KKN dalam pembuatan sabun cuci piring. Kami juga bisa membuatnya untuk pribadi dan bisa dijadikan peluang usaha juga” ujar salah satu warga.

Kegiatan pelatihan ini mengajak ibu-ibu untuk sama-sama membudayakan membuat sabun cuci sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat dijadikan sebagai industri rumah tangga. Selain itu mereka tidak merasa khawatir tentang bahaya sabun lagi karena mereka secara langsung mengetahui bahan-bahan yang aman karena membuat sendiri. Dapat disimpulkan bahwa membuat sabun sebenarnya bukan sesulit yang dibayangkan.(**)