DaerahKab. Kepulauan MerantiNasionalOpini & ArtikelPendidikanRiauWisata

Sejarah Pulau DEDAP dan Misteri Legenda di Dalamnya

Bagikan :

Hampir setiap daerah yang berada di Indonesia pasti memiliki cerita rakyat yang selalu di kenang. Apakah cerita rakyat ini sebuah mitos yang sengaja dibuat atau fakta. Namun itu semua tidak pernah berakhir hingga saat ini. Cerita rakyat tersebut terus di ceritakan dari generasi ke generasi. Karena tak jarang selalu ada nilai atau pesan moral yang bisa diambil dari kisah tersebut.

Salah satu provinsi Riau yang memiliki banyak cerita rakyat yang selalu disampaikan bahkan ke seluruh pelosok Indonesia. Provinsi yang identik dengan melayunya ini memiliki beberapa cerita rakyat yang mengkisahkan kehidupan orang-orang di zaman dahulu ketika masih kerajaan melayu memimpin wilayah ini.

Beberapa bulan yang lalu saat saya menghadiri pernikahan teman kampung halaman saya yang mendapatkan jodoh orang di luar pulau kami sehingga kami melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk menempuh perjalanan

Tepatnya ketika ingin kembali ke kampung halaman, kami membawa kendaraan bermotor melalui jalur darat. Kami harus melewati beberapa sungai atau selat untuk sampai ke kampung halaman kembali.

Pada waktu itu kami menggunakan pompong untuk menyebrangi motor kami dari pulau bengkalis menuju ke pulau padang. Waktu yang ditempuh lebih kurang 10 menit kami menyebrangi selat. Tiba-tiba mata tertuju kepada sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah selat. Pulau kecil tersebut menarik pandangan untuk di lihat. ketika di tanya ternyata itu adalah pulau Dedap.

Pulau Dedap merupakan salah satu pulau legendaris yang berada di Selat Bengkalis, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Hampir sama dengan cerita legenda sejenis, di pulau ini dikenal seorang anak yang meninggal ibunya, lalu setelah ia malu dan tidak mengakui status ibunya.

Hampir sama dengan cerita rakyat Maling Kundang. Dedap mendapatkan kutukan dari ibunya sehingga kapal yang tumpangi diterjang angin dan badai hingga tenggelam. Di kapal itu berisi Dedap, istrinya, para hulubalang dan kekayaan yang dimiliki Dedap. Setelah kapal tenggelam, muncul lah pulau yang bentuknya menyerupai kapal. Orang-orang disebut Pulau Dedap atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pulau Dedap Durhaka.

Di pulau ini terdapat sebatang pohon pelam atau mangga dalam bahasa Indonesia. Konon pohon ini merupakan penjelmaan dari orang tua Dedap yang akhirnya menyesali kutukannya sendiri. Di pohon ini tinggal kera yang menjadi penunggu pohon. Pelam yang berasal dari pohon ini cukup unik.

Di bagian atas buahnya terasa manis, sementara di bagian bawah, buah pelam yang dihasilkan terasa asam. Konon menurut kepercayaan warga setempat, rasa asam perasaan karena perasaan sakit hati dan marah tidak diakui sebagai seorang ibu. Sementara rasa manis yang ada pada bagian atas pohon tanggungan sikap ayah pada akhirnya masih memaafkan dan memaafkan anaknya.

Jadi sekilas tentang sebuah pulau yang masih menjadi misteri hingga saat ini. Terkait benar atau tidaknya kisah tersebut namun ada sebuah hal yang menarik yang menjadi pelajaran. Bahwa pentingnya seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Jangan sampai kesuksesan menjadi untuk tidak berbakti kepada orang tua. Apalagi jika sampai sakit hati orang tua maka di situlah awal kehancuran bagi anaknya.

Dedap yang selama ini selalu terdengar dengan legendanya.

Penulis: Irfan Ghandi Riyanto
Bengkalis, 29 Mei 2022



































































Redaksi Suara Aura
Redaksi suaraaura.com merupakan penulis dan kontributor resmi untuk media online milik PT Suara Aura Cemerlang

You may also like

Comments are closed.

More in Daerah