Kampar Kiri Hulu,(suaraaura.com)Desa Gema, tepian Sungai Subayang, kini memiliki alat pendeteksi banjir yang inovatif, hasil karya mahasiswa KUKERTA dari Universitas Riau. Dalam upaya mengatasi risiko banjir yang sering melanda wilayah tersebut, mahasiswa KUKERTA UNRI telah merancang dan mengembangkan alat pendeteksi banjir sederhana yang dapat memberikan peringatan dini kepada warga saat terjadi banjir.
Alat pendeteksi banjir ini menggunakan sensor ultrasonik yang terpasang di alat tersebut. Ketika air sungai mencapai batas level yang tidak aman, sensor tersebut akan mengirimkan sinyal peringatan berupa alarm peringatan.
Dalam perkembangannya, mahasiswa KUKERTA UNRI juga berkolaborasi dengan masyarakat Desa Gema untuk memasang alat ini dengan efisien. Warga desa dilibatkan dalam proses pemasangan dan pemeliharaan alat pendeteksi banjir, sehingga warga desa memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga dan memonitor kondisi sungai secara lebih efektif.
Dosen pembimbing lapangan Rina Susanti, S. Sos., M. Si mengatakan bahwa alat ini merupakan hasil nyata penerapan ilmu yang sudah di pelajari di perkuliahan. “Alat pendeteksi banjir ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi risiko banjir yang dapat mengancam keselamatan dan keberlangsungan desa,” ujarnya.
Penyerahan dan pemasangan alat penteksi banjir dilakukan di bumi perkemahan bukik tobek tepatnya di pinggiran sungai subayang. Penyerahan dilakukan oleh tim Kukerta UNRI kepada Kepala Desa Gema yaitu Nizam Akbar dan di saksikan oleh ketua Pokdarwis yaitu Pak Mastor selaku pengelola bumi perkemahan bukik tobek,pada Selasa (15/8/2023).
Diharapkan bahwa inovasi ini dapat menjadi model serta awal dari perkembangan alat mitigasi bencana bagi daerah-daerah lain yang menghadapi masalah serupa. Mahasiswa KUKERTA UNRI telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, permasalahan lingkungan dapat diatasi dengan solusi yang sederhana namun efektif.(**)