DaerahKab. Kampar

MAFAKUMPALA UIR Lakukan Penyuluhan dan Tanam 500 Mangrove di Pesisir Desa Tanjung Pisang

154
×

MAFAKUMPALA UIR Lakukan Penyuluhan dan Tanam 500 Mangrove di Pesisir Desa Tanjung Pisang

Sebarkan artikel ini

Pekanbaru, Suaraaura.com – Ide dan gerakan menyelamatkan lingkungan oleh Mafakumpala (Mahasiswa Fakultas Hukum Pencinta Alam) Universitas Islam Riau ini patut diapresiasi. Selama tiga hari (Jum’at-Minggu, 2-4/9 2022) sebanyak 14 mahasiswa bertolak menuju Desa Tanjung Pisang Kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten Kepulauan Meranti. Kegiatan mereka, selain memberi penyuluhan kepada masyarakat tempatan tentang bahaya abrasi dan pentingnya menyelamatkan pantai, mereka juga melakukan penanaman 500 pohon mangrove di sepanjang pesisir dalam kawasan desa itu.

Menurut Maya Margaretha, Koordinator Lapangan Mafakumpala, kegiatan yang melibatkan Anggota Muda Angkatan XX ini direspon positif oleh Dekan Fakultas Hukum UIR Dr M Musa SH MH dan Pembimba Mafakumpala Yuheldi SH MH. ”Pak Dekan bersama Pak Yuheldi melepas keberangkatan kami ke Kepulauan Meranti. Keduanya berpesan, lakukan yang terbaik untuk masyarakat,” kata Maya kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (06/09 2022) sore.

Awalnya. Maya bercerita, ia bersama kawan-kawan melakukan pra survey terlebih dahulu ke Desa Tanjung Pisang Kecamatan Tasik Putri Puyu. Di sana kami mengamati, abrasi sudah memakan banyak daratan. Pokoknya parah. Lingkungannya pun mulai rusak. Melihat kenyataan ini, kami berinisiatif untuk melakukan pengabdian sekaligus melakukan penanaman pohon mangrove.
”Alhamdulilah ide dan keinginan kami direspon positif oleh berbagai pihak. Baik rektorat, fukultas, kepala desa, babinsa termasuk mitra kerja,” ujar Maya didampingi Chindy.





Tema penyuluhan dan penanaman dipilih Mafakumpala adalah “Abrasi di depan Mata, Tanam Mangrove Lestarikan Pesisir Kita”
Maya melanjutkan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahapan rekruitmen anggota muda menjadi anggota biasa Mafakumpala UIR. Dan, penanaman pohon mangrove menjadi salah satu kegiatan pengabdian anggota untuk mengurangi potensi abrasi pada daerah pesisir pantai.

Mafakumpala berkolaborasi dengan Keslimasy, sebuah lembaga yang fokus pada mangrove sejak tahun 2014. Adapun pemateri yang bertugas menyampaikan penyuluhan kepada masyarakat adalah Muhammad Iskandar. Iskandar, kata Maya, sangat menyambut baik kegiatan pengabdian penyuluhan dan penanaman mangrove. Ia ikut bersama mahasiswa mencerahkan warga tempatan agar mengetahui dampak besar yang kelak terjadi apabila tidak ada mangrove.

”Pak Iskandar juga menyuluh warga tentang jenis-jenis magrove dan bagaimana cara mengatasi agar mangrove dapat tumbuh dengan baik,” ucap Maya.

Masih menurut Maya, berdasarkan informasi yang mereka terima dari Kepala Desa, lokasi kegiatan penanaman mangrove Mafakumpala dahulunya adalah lapangan sepak bola. Tetapi sekarang sudah terkena dampak abrasi.

Di tempat yang sama, Annisa Surya Hardianti membeberkan, dipilihnya Desa Tanjung Pisang sebagai tempat penanaman mangrove agar Mafakumpala UIR turut merasakan kesusahan masyarakat. Sekaligus melihat langsung bagaimana kondisi daerah pesisir yang terdampak abrasi. ”Kami menginap di sebuah rumah yang disediakan oleh kepala desa untuk melihat langsung kehidupan masyarakat dan bercengkrama dengan warga,” ungkap Annisa.

Dalam kegiatan ini, tambah mahasiswa Fakultas Hukum UIR ini, Mafakumpala membawa 500 bibit mangrove yang diperoleh dari PT Imbang Tata Alam. Terdiri dari 250 bibit mangrove jenis apiapi dan 250 bibit jenis bakau. Semua bibit tersebut ditanam anggota Mafakumpala bersama masyarakat. Bahkan Babinsa, kepala desa dan pemuda juga ikut serta melakukan penanaman. ”Mereka sangat antusias, dan itu tandanya kegiatan ini sangat berarti bagi masyarakat” ucap Annisa.

Kepala Desa Tanjung Pisang Seli Yanto, seperti disampaikan Annisa, mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa dari Mafakumpala UIR yang sudah mengorbankan waktu dan tenaga untuk memperhatikan lingkungan desanya yang terkena abrasi.

”Kegiatan ini sangat positif dan dapat menjadi contoh bagi saya, masyarakat, dan pemuda. Kami juga berharap mahasiswa pencinta alam lainnya dapat membuat kegiatan serupa di desa ini,” kata kepala desa seperti disampaikan Annisa.

Hal senada disampaikan Yudha Fahrezi, Ketua Umum Mafakumpala UIR. Yudha mengaku bangga dengan antusiasnya masyarakat tempatan mendukung pelaksanaan kegiatan Mafakumpala di desanya.

”Harapan saya semoga kegiatan ini menjadi langkah awal bersama masyarakat dapat melestarikan ekosistem mangrove dan dapat pula menimbulkan kesadaran akan pentingnya manfaat mangrove bagi lingkungan.(***)