PendidikanRiau

SD Muhammadiyah 019 Bangkinang Launcing Program “Gemuruh SDM Bisa”

149
×

SD Muhammadiyah 019 Bangkinang Launcing Program “Gemuruh SDM Bisa”

Sebarkan artikel ini

Bangkinang Kota, SuaraAura.com – SD Muhammadiyah 019 BANGKINANG Launching program “Gemuruh SDM Bisa”. Program ini untuk menunjang pengembangan literasi sekolah dan mendukung kurikulum merdeka.

Kepsek SD 019 SD Muhammadiyah, Musta’in, S. Pd kepada wartawan, (11/03/23) seusai kegiatan launching program Gerakan Membaca Untuk Guru Hebat (Gemuruh) di aula SD 006 Langgini mengatakan, bahwa Gemuruh SDM Bisa merupakan inovasi sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengembangan literasi di sekolah.

Musta’in juga mengatakan, bahwa
Gerakan literasi sekolah tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan minat baca peserta didik. Namun, sebagai pemimpin pembelajaran, guru memiliki peran penting “ngarso sing tulodo” yang artinya di depan menjadi teladan, ungkap Musta’in.





Musta’in mengatakan, semoga dengan program Gemuruh, Para guru Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) hebat akan menjadi contoh bagi peserta didik dalam semangat dan minat membacanya, ungkap Musta’in.

Kepada wartawan Musta’in juga mengatakan, bahwa setelah launching program “Gemuruh”, para guru akan memiliki kewajiban untuk melaporkan setiap bulannya tentang buku apa saja yang telah mereka baca. Berapa halaman dan berapa buku yang sudah mereka baca, ungkap Musta’in.

Kepada para guru tersebut, akan kita berikan reward and punishment. Reward bisa saja berupa uang pembinaan/ tunjangan, atau memberikan kesempatan bagi guru tersebut untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh sekolah. Sementara bagi para guru yang tidak mencapai target, akan ada kaitannya terhadap penerimaan gaji/honor tunjangan yang diberikan sekolah di luar gaji pokok, ungkap Musta’in.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Kampar melalui Kabid Pengembangan dan Pembina Pustaka Bambang, S.Ip, M.Si yang membuka/ melaunching secara resmi program Gemuruh SDM Bisa, memberikan apresiasi kepada SD Muhammadiyah 019 Bangkinang. Bambang berharap program Gemuruh bisa menjadi pilot projects dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lain dalam mengingkatkan dan mengembangkan kegiatan literasi sekolah. Dispersip sangat mendukung program Gemuruh yang dilaksanakan oleh SDM 019 Bangkinang.

Bambang juga mengatakan, selain untuk meningkatkan minat anak untuk gemar membaca dan menulis, para guru diharapkan dapat berperan serta dalam mengembangkan dan menumbuh kembangkan seluruh potensi anak didik, serta pengetahuan dan potensi itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. “Selain kita mempersiapkan generasi yang cerdas, kita juga mempersiapkan generasi yang berakhlak dan berakidah secara baik dan benar,” ungkap Bambang.

Bambang juga menjelaskan, bahwa ruang lingkup gerakan literasi tidak hanya pada hal menulis dan membaca saja, tetapi juga ada literasi digital, literasi sains, literasi sejarah, literasi budaya, dan literasi lain-lainnya, ungkap Bambang.

Sementara itu, Kordinator Pintar Penggerak Kabupaten Kampar, Rikson Simanjuntak menyampaikan, bahwa Tanoto Foundation sangat mendukung program Gemuruh SDM Bisa. Pada prinsipnya, Tanoto Foundation siap berkolaborasi dan berkontribusi untuk kegiatan literasi yang mendukung kurikulum merdeka. “Program Gemuruh merupakan suatu inisiatif yang bagus, karena program ini dapat menggerakkan kegiatan-kegiatan literasi dan numerasi”, ungkap Rikson.

Rikson juga menjelaskan, bahwa saat ini sekolah juga dituntut untuk melaksanakan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka sangat menjunjung tinggi pembelajaran yang berorientasi pada siswa sebagai subjek bukan lagi sebagai objek, sehingga pembelajaran berdiferensiasi menjadi “ruh” utama dalam kurikulum merdeka, ungkap Rikson.

Kepada wartawan Rikson juga menjelaskan, bahwa Dalam menyusun pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan aspek kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Setelah itu, guru merancang pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (strategi, materi, maupun cara belajar) yang diakhiri dengan evaluasi dan refleksi”, ungkap Rikson. (Adi Jondri)