Siang ini, (27/09/22) di salah satu sudut kota Bangkinang, diskusi ringan kami dengan beberapa kawan jurnalis Kampar, mengundang kesedihan mendalam dengan kondisi negeri. Diskusi kami bertambah alot ketika ada seorang kepala desa yang menyampaikan rasa kekecewaannya, dengan kondisi ADD yang tidak cair hingga saat ini. Sehingga aparatur desanya, terpaksa bekerja melayani masyarakat dengan senyuman, meski belum terima honor semenjak bulan April yang lalu.
Kawan-kawanku bertanya, kenapa persoalan ini sampai terjadi. Kenapa pemerintah tidak terlalu mempedulikan nasib para aparatur desa. Apakah para pejabat tinggi pemerintah ini, menganggap para aparatur desa tersebut, memiliki pendapatan lain yang tidak membutuhkan honor dari pemerintah desa tersebut.
Namun, jika dilihat kondisi mayoritas aparatur desa di wilayah Kabupaten Kampar saat ini, mayoritas kehidupan ekonomi aparatur desa berada di tataran ekonomi menengah ke bawah.
Dari beberapa informasi yang dirangkum kawan-kawan, ternyata honor bulanan sangat diharapkan dan dibutuhkan oleh aparatur desa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Mayoritas aparatur desa kita, sangat membutuhkan lancarnya honor yang merupakan haknya tersebut. Kondisi tidak cairnya ADD semenjak triwulan II dan triwulan III, menjadi jeritan bagi aparatur desa hingga para RT yang senantiasa melayani masyarakat desa.
Berdasarkan aspirasi dari kepala desa yang disampaikan kepada kami waktu itu, diskusi kami merekomendasikan, agar pemerintah kabupaten Kampar menghentikan segala bentuk kegiatan seremonial di desa yang membutuhkan anggaran. Terkecuali, anggaran kegiatan tersebut tersedia oleh Satker atau OPD penanggungjawab kegiatan tersebut. Jangan adalagi kegiatan yang membebani para kepala desa. Cukuplah para kepala desa dan aparatur desa memberikan pelayanan di pemerintah desanya saja. Jangan Bebani lagi mereka dengan kegiatan-kegiatan, yang manfaatnya tidak dirasakan secara konkrit oleh masyarakat desa.
Diskusi siang itu juga berharap, agar pemerintah dan pemangku kebijakan di negeri ini benar-benar serius dan memiliki kesungguh-sungguhan dalam mengurus negeri ini. Sehingga keluhan dan jeritan masyarakat tidak berkepanjangan yang tidak berkesudahan.
Para pejabat negeri ini, baik eksekutif dan legislatif diharapkan untuk berkehidupan santai di depan masyarakat. Jangan adalagi pejabat yang memposting kegiatan mewah di tengah kondisi hidup rakyat menderita dan menangis.
“Sadarlah pejabatku, uruslah negeri dan rakyatmu. Karena kalian adalah harapan kesejahteraan masyarakatmu”, ungkapku dalam hati.(***)